Popular Post

Posted by : Fauziah Cahyani Sabtu, 16 April 2011


Tetang Sekolah, Sahabat, dan Cinta

Aku ingat ketika saat TK dulu Aku mempunyai sahabat. Mereka yang selalu mengajakku bermain ketika istirahat, mengantri untuk bermain ayunan. Namanya Syilvi dan Anis. Merekalah yang Aku punya saat itu. Aku belajar di TK Darun Nahwi hanya satu tahun, padahal seharusnya Aku belajar di sana selama dua tahun karena umurku yang belum cukup untuk masuk SD. Tapi Aku memaksa ingin masuk SD saat itu karena Anis dan Syilvi sudah bisa masuk SD. Akhirnya Aku bisa masuk SD yang sama dengan mareka. Ternyata Guru pembimbingku saat di TK, mengizinkanku masuk SD karena menurutnya kemampuan akademikku sudah cukup untuk bekal melanjutkan ke Sekolah Dasar.
Saat SD, kami selalu bertiga−−tapi sebenarnya tidak juga, kami bergaul dengan yang lainnya. Ternyata Syilvi anak yang pintar, dia selalu dapat peringkat pertama. Saat menginjak kelas 3, sahabatku bertambah. Putri (yang lebih sering dipanggil Puput), Yeni, dan Linda. Anehnya kenapa Aku baru dekat dengan mereka saat kelas 3 ya?? Padahal seingatku kami juga satu TK. Oh! Tidak, tidak. Pengecualian untuk Linda, aku memang baru dekat dengannya saat kelas 3 karena Linda tidak naik kelas akibat kecelakaan yang menimpanya yang mengharuskannya istirahat total, tapi sebenarnya dia juga anak yang pintar.
Di kelas 3 ini juga banyak perubahan yang Aku rasakan, selain sahabatku yang bertambah, Aku juga, ehemm, rasanya menyukai teman laki-lakiku. Aku rasa hanya sekedar rasa suka. Ya, TIDAK lebih. Aku kan masih sangat kecil untuk merasakan LEBIH. Di samping itu semua, predikat Syilvi sebagai juara kelas juga harus tergeser oleh Puput, dan dia harus rela berada di peringkat kedua.
Persahabatan ini tentu tidak selalu mulus. Walaupun kami masih sangat kecil untuk mempunyai sebuah masalah, tapi percayalah! Anak kecil juga mempunyai masalah. Di kelas 6 lah kami merasakan suka cita sebuah persahabatan. Dan hubunganku dengan teman laki-lakiku itu semakin aneh saja. Betapa tidak, tingkat kejailannya terhadapku sudah melebihi batas wajar. Dihadapan teman-teman dan wali kelas, dia membuatku menangis. Terbebas dari itu semua, Aku pernah memberinya hadiah saat ulang tahunnya. Sebenarnya itu bukan sepenuhnya pemberianku, karena kami berenam (Aku, Anis, Syilvi, Linda, Puput, dan Yeni) mengumpulkan uang untuk memberinya sebuah jam tangan. Wajar saja kan?? Memangnya berapa sih uang saku anak SD di tahun 2004?
Satu moment yang tidak akan Aku lupakan dan yang paling mengesankan adalah ketika kami berenam dihukum lari keliling lapangan hanya karena kami terlambat masuk kelas, dan kami terlambat karena sebuah surat permintaan maaf kami kepada salah satu teman laki-laki kami (ini orang yang berbeda). Bener-benar tak akan Aku lupakan, kecuali Aku terkena amnesia atau Aku sudah pikun. ^^
Masa-masa ini ternyata harus berakhir , Aku fikir kehidupanku akan terus menyenangkan seperti ini. Tapi ternyata tidak, acara perpisahan sudah di depan mata. Dan kami akan berpisah. Acara itu sangat mengharukan. Kami—anak-anak kelas 6—manyanyikan lagu “Terima kasih, Guruku”. Dan semuanya tak kuasa Manahan air mata, bahkan wali kelas kami dan beberapa orang tua murid sampai menitikan air mata (entah karena mamang terharu atau hanya ikut menangis karena kita semua menangis). Aku rasa di antara teman-temanku hanya Aku yang TIDAK menangis. Entah kenapa, sebenarnya Aku sangat merasakan keharuan itu. Akan tetapi tak setetespun air mata ini keluar dan membesahi pipiku. Aku melihat Syilvi menangis sesenggukkan di sebelahku. Aku iri. Akhirnya Aku berpura-pura manangis dengan memainkan suaraku seolah-olah aku juga menangis. Lucu sekali.
Setelah menyelesaikan sekolahku di SDN Singajaya 1, Aku melanjutkan sekolahku ke tingkat SMP. Sayangnya Aku berpisah dengan kedua sahabatku, Syilvi dan Puput. Syilvi lebih memilih melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyan Negri dan Puput melanjutkan ke SMP yang berbeda. Sedangkan Aku masih bisa dipersatukan dengan Anis, Linda, dan Yeni di SMP yang sama, di SMPN 1 Balongan-Indramayu. Walaupun kami tidak disatukan di kelas yang sama. Hmm, teman laki-lakiku—yang jail—juga masuk SMP yang sama denganku.
Di SMP Aku benar-benar merasakan bagaimana indahnya Matematika. I really Love Math. Mungkin karena faktor Guru yang mengajarinya, beliau merangkap sebagai wali kelasku. Perempuan yang sangat cerdas, cantik, baik, dan sabar mengajari kami. Di tingkat satu ini Aku berhasil menduduki peringkat pertama selama 2 semester. Dan yang paling membanggakan adalah ketika Aku mendapat juara umum ketiga diantara teman-teman tingkat satu yang lainnya. Karena prestasiku ini, Aku diberi hadiah oleh wali kelasku. Tidak mahal ataupun mewah, tapi sangat bermakna dan berharga.
Aku mengalami keterpurukan pada tingkat kedua, nilai-nilaiku hancur, tak tahu Aku mendapat peringkat berapa. Aku memperbaikinya pada tingkat ketiga. Saat itu aku mempunyai sahabat-sahabat yang sangat unik. Mereka mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Mereka ( Anis—sahabatku ketika SD−−, Ayu, Delin, Lastinih, dan Ade). Mereka siswa yang cerdas, pandai bergaul, dan berprestasi di kelas. Pantas saja Aku kembali bersemangat dalam bidang akademik. Ada mereka yang akan selalu menyemangati Aku.
Aku merasa bangga pada diriku sendiri saat hasil Try Out-ku khususnya pelajaran Matematika membuahkan hasil yang sangat memuaskan. Hingga akhirnya Aku ditunjuk untuk mengikuti Olimpiade MIPA se-Jawa Barat bersama 3 teman yang lain (mereka cowok semua). Tapi Aku hanya berhasil sampai babak penyisihan dan tak sampai babak final. Justru salah satu teman laki-lakiku yang berhasil masuk final di Kota Cirebon. Tapi itu tak membuatku kecewa. Malah Aku bangga sekali pada diriku. Berkat keluarga dan para sahabat yang selalu memberiku support.
Aku lulus SMP dengan nilai yang sangat memuaskan. Akhirnya Aku melanjutkan untuk mendaftar di SMK Negri yang Aku impikan, dan akan mengambil jurusan Akuntansi. Tapi rupanya takdir berkata lain, Aku tidak bisa masuk SMK itu karena jika dihitung nilaiku tidak sampai pada Passing Grade yang ditentukan. Hanya berbeda sedikit. Tapi yang sedikit itulah yang menentukan.
Akhirnya Aku masuk SMK yang lain. Awalnya Aku sungkan untuk masuk SMK ini, karena SMK ini adalah tempat belajar kakakku. Aku takut kehadiran diriku disana akan dibayang-bayangi kahadiran kakakku. Walaupun kakakku sudah lulus. Dan benar saja junior-juniornya yang menjadi senior-seniorku mengetahui aku adik kakakku karena kami yang begitu mirip (padahal menurutku tidak semirip apa yang mereka bayangkan). Dan parahnya guru-guru di sana juga mengetahuinya. Hmm, sepertinya Aku harus membangun imageku di sini. Aku tidak sama dengan Kakakku. Pada hakekatnya memang semua orang diciptakan tidak ada yang sama persis, meskipun saudara kembar sekalipun, pasti memiliki perbedaan.
Rupanya pembangunan imageku di sini tidak sia-sia. Akhirnya mereka mengenalku sebagai seorang Fauziah Cahyani. Bukan sebagai bayang-bayang sang kakak. Di SMK ini Aku mengambil Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan. Kedengarannya keren sekali kan? ^^. Aku belajar keras di sana (sebenarnya tidak juga). Usahaku kembali membuahkan hasil yang manis. Walaupun Aku tidak mendapat peringkat pertama di tingkat pertama, tapi Aku mendapat nilai-nilai yang memuaskan. Peringkat pertama kan bukan tujuan kita belajar! Benarkan? Tapi apa iya?! Kurasa ada benarnya. Aku harus tekankan di sini  sekali lagi, “Kemenangan bukanlah hanya sekedar mengalahkan lawan!”
Di tingkat kedua Aku mulai mengibarkan eksistensiku. Aku berhasil mendapat peringkat pertama selama 2 semester. Lagi-lagi kurasa ini berkat adanya para sahabat disisiku. Di tingkat kedua ini, Aku mempunyai sahabat-sahabat yang sangat istimewa. Kami di pertemukan pada pelajaran IPA tanggal 26 Agustus 2008. Saat itu kami sedang membahas LIMBAH B3 (Bahan Berbahaya Beracun). Entah apa yang sedang merasuki fikiran Reni, dia mencela teman sebangkunya bernama Lisa dengan sebutan Madame Pospit (kedengaran jorok). Akhrirnya jadi merembet ke teman-teman yang lain. Seperti Melly yang dijuluki Madame Gas. Rokmah yang dijuluki Madame Baygon (Upss, nyebutin merk). Sri yang dijuluki Madame Limbah. Reni sendiri dijuluki Madame Racun. Dan Aku dijuluki Madame Minyak (??) Oh God, apa Aku terlihat seperti tukang minyak? >.<
Dan seperti itulah genk kami terbentuk (kurasa akan lebih sopan jika dinamakan kelompok balajar saja) ^^. Sejak saat itu kami manamakan diri sebagai B3. Tapi sungguh kami tidak berbahaya apalagi beracun. Yang benar saja !!
Lucunya kami berenam berurutan menduduki peringkat di kelas. Kontan itu membuat teman-teman yang lain berfikir kami bekerja sama. (Ah! Tentu saja kami bekerja sama. Tapi diluar kegiatan Ujian). Mau tidak mau mereka harus menerima itu. Kerena memang itulah kenyataannya.

Di tingkat kedua ini, Aku merasakan yang namanya pacaran. Tentu bukan dengan teman satu sekolah. Bisa hancur imageku. Hihihi..
Ya, hanya singkat saja perjalanannya. Beberapa bulan kami putus dan seperti remaja pada umumnya pasti sakit hati dan menangis. Tapi buat apa mengeluarkan air mata untuk seseorang yang belum tentu joddohku? Buang-buang waktu saja. Walaupun sebenarnya menangis itu menyehatkan. Tapi kalau berlebihan juga tidak baik. Aku kan masih punya sahabat yang selalu ada. Akhirnya aku fokuskan pada Ujian Nasional dan masuk Perguruan Tinggi.
Ternyata ada yang Aku banggakan lagi pada tinggat ketiga. Selain langganan menjadi peringkat pertama, Aku ditunjuk untuk mengikuti TOEIC di Bandung. Karena sebelumnya Aku sudah mengikuti WJEPT (West Java English Proficiency Test) di sekolahku. Dan ternyata hasil nilainya mencukupi untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu TOEIC. Dan yang pergi hanya Aku dan satu teman perempuanku yang berbeda kelas. Rupanya  kami ke Bandung dengan rombomgan para pelajar SMK se-Indramayu yang juga telah lolos dalam WJEPT di sekolah masing-masing.
Tesnya lumayan sulit, skor yang Aku dapat tidak mencukupi untuk tes ke tahap selanjutnya di tingkat Nasional. Dengan ini saja Aku sudah bangga. Manusia itu kan harus selalu bersyukur atas segala yang ia dapat. Kecewa boleh saja, tapi jangan sampai mengecewakan orang lain. Apalagi orang itu adalah orang tua kita sendiri.
Alhamdulillah Aku lulus dengan nilai yang memuaskan, apalagi nilai Prakerin (Praktek Kerja Industri) yang Aku dapatkan saat di tingkat kedua sangat memuaskan. Ternyata di sekolah yang awalnya Aku ragukan ini, Aku mendapat banyak sekali pengalaman, pengajaran, dan persahabatan yang tidak bisa digantikan dengan apapun.
Pesta kelulusan dirayakan di Jogja, disana juga dilakukan study tour di Universitas Gajah Mada (luas sekali). Aku benar-benar menikmati saat-saat itu. Bersama XIIV-sebutan untuk kelasku (XII TKJ 5)-Aku menikmati setiap detik perjalanan itu.
Fokusku kembali pada melanjutkan ke Perguruan Tinggi atau memilih bekerja. Karenakan lulusan SMK memang ditujukan untuk bekerja. Tapi apa salahnya kalu Aku ingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi? Aku mencari-cari beasiswa melalui internet. Dan yang Aku dapat adalah Beasiswa Fullbright di Universitas Islam “45” Bekasi. Hanya sekedar coba-coba, Aku beranikan mendaftarkan diri dengan mengirim berkas-berkas yang memang diperlukan. Akhirnya Aku lolos ke tes Online. Dan lolos lagi untuk tes psikotes dan tes wawancara langsung di UNISMA Bekasi. Ditemani orang tuaku, Aku pergi ke Bekasi. (Tesnya lama sekaliiii).
Ajang coba-coba ini ternyata memberiku kesempatan untuk Kuliah gratis sampai Aku lulus. Tentunya dengan berbagai syarat. Yang lolos menjadi Mahasiswa Fullbright hanya 15 orang dari berbagai kota di Indonesia. Yang masuk ke jurusan Ilmu Komunikasi ada tiga orang. Salah satuya adalah Aku. Aku bersama Dela dan Jessi.
Perkuliahan tentu tidak lengkap tanpa adanya ospek. Tapi kali ini Universitas menyebutnya P2MB (Program Penyambutan Mahasiswa Baru). Konflik tentu ada. Walaupun Aku baru “setengah hari” merasakan perkuliahan. Berharap kuliah itu hal yang menyenangkan dan memberikan dampak yang positif. Benar saja, kuliah memang menyenangkan. Di samping tugas-tugas yang selalu menyibukkan hari-hariku.
Ini hidupku. Masa depanku. Harapanku. Semua ada di tanganku. Tinggal bagaimana Aku memperlakukannya. Dan Tuhan yang akan menentukan baik atau tidaknya untuk diriku.







My Best Quote
“Perlakukan Hari Ini Seakan Ini Adalah Hari Terakhir Kau Hidup Di Dunia Ini”

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © My Precious Life - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -