Sabtu, 11 Juni 2011
"Kau lebih suka mana? Langit senja atau Pelangi?"
"Langit Senja."
"Kenapa?"
"Bisa Aku lihat setiap hari."
"Itu saja?"
"Tidak."
"Lantas?"
"Aku mencintainya. Putih. Jingga. Biru. Magenta. Kelabu."
"Ada alasan lain?"
"Selalu tak terduga setiap harinya. Seleretnya indah. Aku lebih puas memandangnya. Seperti hamparan kebahagiaan. Luas sekali."
"Aku mengerti sekarang."
"Tidak. Kamu tidak mengerti."
"Maksudmu?"
"Kau hanya pura-pura mengerti. Kau hanya lelah menanyakannya. Karena berapapun kata yang terucap dari mulutku tak akan pernah bisa menggambarkan indahnya senja. Itu Maha Karya Sang Pencipta."
"Err.. Aku.."
"Tidak mengerti kan? Mengapa Kau tidak menanyakan apa yang lebih indah dari itu?"
"Hmm.. Kalau begitu apa?"
"Ketika Pelangi hadir di Langit Senja. Disaat Magenta bertemu Nila."
